Berandalan, rambut panjang bagi
pria itu tidak mencerminkan orang yang baik, hanya orang yang tidak punya norma
yang membiarkan rambutnya panjang. Mana mungkin orang baik-baik membiarkan
rambutnya gondrong?
Stigma negatif
tentang pria berambut panjang sudah terpatri dan mengakar dikalangan
masyarakata luas, entah dari mana asal paradigma seperti itu muncul dan
berkembang, hingga akhirnya sekarang pandangan itu tertanam kuat dalam
masyarakat, kita bisa lihat bagaimana masyarakat menganggap buruk pria yang
berambut panjang, dengan alasan yang tidak jelas, mereka hanya meyakini kalau
pria berambut panjang, umumnya bukan orang baik-baik.
Mungkin kita berpikir kalau gaya
rambut itu hanya sekedar penampilan, bagi para wanita rambut adalah mahkota,
mereka mampu menghabiskan banyak uang, hanya untuk menata rambut agar menarik,
begitu juga para pria metroseksual yang mementingkan penampilan dan membentuk
gaya rambut hanya untuk style, tapi
bagi pria yang tak hanya memikirkan gaya, ada makna filosofis dari gaya rambut,
terutama pria yang mempunyai rambut panjang.
Rambut adalah salah satu cara
mengekspersikan atau menginterpretasikan karakter seseorang, tak jarang status
kehidupan pria bisa terlihat dari gaya rambutnya. Pria yang berambut pendek dan
rapi, sering diidentikan sebagai pria yang senang berada dibawah aturan, pekerja
harian, karyawan atau pegawai negeri. Sedangkan pria berambut panjang
diidentikan sebagai orang yang tidak suka diatur, memiliki pandangan diluar mainstream, sering membelot dari aturan
dan kebanyakan seniman atau sastrawan. Tapi itu hanya pandangan sempit saja, karena
orang dengan isi kepala yang berbeda, tentu mempunyai pandangan tersendiri
dalam suatu hal, termasuk rambut ini.
Di masa seperti sekarang, masa yang
penuh dengan birokrasi dan aturan-aturan yang bersifat bias, karena ingin
menyamaratakan manusia yang sebenarnya berbeda. Peraturan yang dibuat oleh
suatu lembaga atau instansi membuat seseorang harus menenggelamkan karakter
sebenarnya, salah satunya harus berambut rapi dan pendek sehingga orang
mengikutinya, demi profesi atau pekerjaan yang mereka inginkan, padahal itu
bertentangan dengan hati atau pandangannya.
Kisah rambut panjang berawal dari
Samson, mungkin dia adalah tokoh yang tidak asing terdengar, seorang pria yang
mempunyai kekuatan melebihi manusia biasa. Dengan tangan kosong Samson dapat
melawan dan mengalahkan singa, bahkan dia mampu menghancurkan sebuah kavaleri
musuh tanpa bantuan apapun. Samson bertubuh kekar dan sangat perkasa, tak takut
melawan apapun, kecuali satu hal, yaitu pisau atau gunting cukur. Mengapa?
Karena kelemahannya terletak di rambut. Dia akan kehilangan kekuatannya jika
rambutnya tercukur. Saat rambutnya dicukur oleh kekasihnya yang berkhianat
bernama Delilah, Samson menjadi manusia normal dan dengan rambut pendeknya dia
hanya menjadi budak.
Tidak
hanya itu saja, Dewa-dewa dalam Yunani Kuno seperti Zeus, Apollo, dan penguasa
lautan Poseidon (Neptunus) juga memiliki rambut yang panjang. Dalam Yunani
sebelum abad keenam, rambut panjang adalah simbol dari kemakmuran dan kekuatan,
sementara lelaki dengan rambut yang tercukur pendek digambarkan sebagai budak.
Mungkin ini hanya cerita atau legenda, tapi makna filosofis tentang rambut
panjang ada didalamnya.
Ranah kebudayaan juga
kental kaitannya akan sebuah filosofi dari rambut panjang. Di Inggris kuno,
pria dengan rambut panjang digambarkan sebagai orang yang berpandangan artistik
dan bijaksana. Sedangkan dalam Kebudayaan Barat, lelaki berambut panjang
melakukan revolusi melalui musik dan kasih sayang, kaum revolusi ini menamakan
dirinya Hippies. Di Asia rambut
panjang adalah sebuah jiwa, Bahkan kehormatan dan harga diri seorang pria
terletak di rambutnya yang panjang. Pada zaman Edo, para pria mempunyai rambut
yang panjang dan diikat membentuk simpul di belakang kepala, yang terkenal
dengan nama Samurai, mereka tidak akan memotong rambutnya, karena jika mereka
lakukan itu menandakan bahwa mereka merasa telah kalah dalam perang dan
terhinakan. Budaya kuno itu masih terjaga sampai sekarang, namun pengertiannya
saja yang berbeda. Jika zaman dahulu orang Jepang mencukur rambut karena alasan
kalah berperang, maka di masa sekarang orang Jepang akan memotong rambut saat
dia merasakan kegagalan dalam suatu hal di hidupnya
Begitulah
filosofi pria dengan rambut panjang. Ada yang mempertahankan rambut panjang
karena prinsip diri, kebudayaan sekitar, ada juga yang pantang mencukurnya
karena kepercayaan dan pengabdian. Di masa sekarang etimologi dari rambut
panjang menjadi berbeda karena perubahan kultur dan zaman. Pria berambut
panjang, dalam masa sekarang mungkin hanya dipandang sebelah mata, tetapi semua
dapat berpikir dan mengkaji lebih dalam, sehingga lebih mampu berpikir
bijaksana untuk tidak menilai orang hanya dari penampilannya saja. Sebagai
seorang Muslim, pria berambut panjang telah mulai menauladani Rasulnya yaitu
Muhammad SAW yang juga berambut panjang sebahu. Berambut panjang bagi saya
adalah memanusiakan diri diantara manusia yang terbonekakan, juga bentuk
deklarasi kemerdekaan atas telah berhasilnya saya meraih kedaulatan diri saya
sendiri, dari aturan yang menghimpit semua orang.
aku sama spertimu bg
ReplyDeleteaku jga gondrong, org mandang dan nilai apa
aku gk peduli, aku ini apa adanya
yg penting aku merasa nyaman dgn rambut gondrongku
saya rasa stigma tersebut adalah peninggalan rezim orba dulu
siap boss, sederhana dan sebenarnya semua orang tahu "Dont Judge Book by The Cover"
ReplyDeletebtul skali
Deletejgn melihat org lain cma dri luar